Senin, 23 Mei 2011

Pilar-Pilar Kesuksesan Guru

Dalam mutiara hikmah dikatakan, ”Aththoriqotu ahammu minal maddah, wal ustadz ahammu minaththoriqoh, wa ruhul ustadz ahammu min kulli syaiin.” (Metode lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metode, dan ruh (semangat) guru lebih penting dari semua itu). Sebab, dengan ruh tersebut guru mampu menghidupkan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan sentuhan kasih, sayang, dan cintanya pada anak didik.

Guru sebagai pendidik merupakan gerbang awal dalam pembentukan kepribadian siswa, bagi terwujudnya manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia. Di tangan Guru terletak masa depan bangsa. Guru adalah arsitek peradaban.Maju mundurnya sebuah bangsa ke depan berada di genggaman guru.

Berkaitan dengan peran membentuk kepribadian itu, Mahmud Samir al-Munir dalam kitabnya, Al-Mu’allimur Rabbani, menyebutkan tujuh pilar kesuksesan seorang guru.

Pertama, semangat yang terkontrol. Seorang guru mesti menjadi orang yang ulet, telaten, peduli, dan memiliki tekad yang memadai.
Sebab, peserta didik memerlukan hal baru, tambahan informasi, perhatian, dan didikan yang baik darinya.

Kedua, ilmu yang terus berkembang. Ia mempunyai dua kelebihan, yakni kelebihan horizontal (pengetahuan luas) dan vertikal (menguasai bidangnya secara mendalam). Guru yang enggan membaca lambat laun akan kekeringan wawasan seiring permasalahan yang muncul. Hendaknya mempunyai perpustakaan sendiri walaupun sederhana.

Ketiga, perencanaan yang rapi. Perencanaan pendidikan yang matang, tertulis dan tersusun rapi, serta dalam jangka waktu tertentu, terukur, dan realistis agar tujuan pendidikan bisa tercapai. Istilahnya, ‘TUKER-KERIS’ (TUlis apa yang anda KERjakan, dan KERjakan apa yang anda tulIS).

Keempat, variasi kecerdasan. Guru itu seperti sungai, ia memberi minum kepada orang-orang yang kehausan, mengalir deras ke setiap lembah,mengubah tandusnya akal menjadi pengetahuan yang berbunga di lembah pengetahuan yang beraneka ragam.

Oleh karena itu, guru harus menjadi bapak bagi siswanya dalam ikatan batin,
seolah menjadi syekh dalam pendidikan rohani, menjadi pendidik dalam penyampaian ilmu, menjadi teman dalam penyampaian curhat, dan menjadi pemimpin dalam keteladanan.


Kelima, kepemimpinan yang bijaksana. Tidak cukup seorang guru hanya menyampaikan materi pelajaran tanpa memenuhi tujuan pendidikan sesungguhnya, yakni menanamkan nilai-nilai luhur, mengembangkan potensinya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Keenam, menjaga celah. Guru adalah arsitek peradaban. Masa depan anak didik adalah amanah di pundak guru. Baiknya generasi muda ke depan tergantung kepada kesungguhan guru dalam mempersiapkan anak didiknya. Oleh karena itu, guru harus mampu menjaga celah di bidang pendidikan. Sebab, jika pendidikan tidak bisa diharapkan, tunggulah akan kehancuran. Syauqi pernah berkata, ”Jika guru berbuat salah sedikit saja, akan lahirlah siswa-siswa yang lebih buruk lagi.”

Ketujuh, tidak mengenal putus asa. Kenyataan terkadang membuat guru sedih dengan fakta dekadensi moral pada generasi muda. Orang yang bertekad lemah, kadang menyatakan bahwa generasi sekarang tidak bisa diharapkan, tak ada harapan akan perbaikan. Tetapi, guru harus yakin, bahwa impian hari ini adalah kenyataan esok hari. Karena itu, guru perlu terus berbuat dan meninggikan bendera kebajikan guna menyiapkan generasi mendatang yang lebih baik.

Bila pilar-pilar di atas mampu diejawantahkan dalam dunia pendidikan maka tidak menutup kemungkinan pembentukan anak didik menjadi manusia seutuhkan (cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual) akan mudah terwujud. Semoga.TG

Imam Nur Suharno S.Pd, M.PdI
Direktur Pendidikan
Yayasan (Pondok Pesantren)Husnul Khotimah
Desa Maniskidul, Jalaksana, Kuningan.

[+/-] Selengkapnya...

Download Dolar dari Langit

Rahmadsyah (Mind-Therapist)

Rekaman pembicaraan Mario Teguh-Seorang pemuda

Pertama, ada seorang pemuda yang berkeinginan untuk membuat web bisnis. Ia berharap dengan web tersebut dapat mendatangkan uang kepadanya. Kemudian Pak Mario menjelaskan kepada pemuda tersebut, ”Web bisnis yang mau Anda buat itu tujuannya untuk mendapat uang dari langitkan? Sekarang mari kembali ke awal. Uang itu datang dari langit, pemberian Tuhan kepada kita, melalui perantaraan manusia yang lain. Jadi, tugas kita yang pertama sekali adalah memikirkan sesuatu yang dapat menguntungkan dan bermanfaat untuk orang lain. Sebenarnya itu yang harus kita fokuskan”.


Rezeki mendatangi kita melalui cara:

Kemudian Pak Mario berkomunikasi kembali kepada pemuda itu, ”Oleh karena itu, apa persisnya yang Anda kerjakan yang bisa membawa keuntungan kepada orang lain?” Pemuda tersebut menjawab ”Mengajar private matematika” ”Nah, bukankah dengan itu yang membuat orang tua dari anak-anak yang Anda ajarkan akan berterima kasih dan senang kepada Anda. Karena jasa Anda, anaknya sudah pintar matematika? Perlu Anda ingat ya, rezeki itu selalu datang dengan 2 cara : Pertama, dari apa yang kita lakukan/kerjakan. Kedua, melalui perantaraan dari orang-orang yang mengenal kita. Logikanya, bila Anda tidak bisa menari, maka Anda tidak mungkin mendapatkan uang lewat menari”, tambah Pak Mario.


Dari penjelasan beliau kepada pemuda tadi, menyadarkan saya tentang cara mendatangkan uang. Selama ini tanpa saya sadari, saya terlalu fokus pada satu bidang untuk mendatangkan uang, yang saya anggap, itulah yang paling cocok dan pas. Walau terkadang dalam bidang tersebut, saya tidak terlalu ahli untuk menghasilkan keuntungan bagi orang lain. Dari gambaran di atas sangatlah jelas, sewajarnya saya berfokus pada hal-hal yang hasil dari aktivitas saya tersebut, dapat memberi keuntungan yang luar biasa buat orang lain.


Ciri aktivitas bermanfaat

Sementara itu, mungkin Anda bertanya, bagaimana saya mengetahui kalau bidang itu dapat memberi keuntungan kepada orang lain? Sangat mudah untuk mengenalinya. Yaitu, kondisi Anda dan saya mendapatkan imbalan kata spontanitas berupa ”Terima kasih untung ada Anda. Saya tidak tau bagaimana jadinya kalau Anda tidak datang, dsb”. Ini hanya cuilan cirinya saja.



Sementara sesi yang kedua, yang berkesan bagi saya, sesi wawancara Pak Mario dengan Tony. Di antara diskusi yang sangat-sangat membekas sebagai pelajaran bagi saya, tatkala Pak Mario Teguh meminta Tony untuk menuliskan, berapa nominal uang yang akan Tony minta kepada Tuhan. Kemudian Pak Mario Teguh menyarankan Tony untuk menuliskannya di kalkulator. Kalkulator yang biasa dipakai para penjual sayur di pasar. Anda tau berapa angka yang dituliskan oleh Tony?


Agar Anda segera memahami penjelasan yang akan saya sharingkan sebentar lagi. Sebelumnya, bagaimana kalau Anda juga ikut menuliskan angka yang akan Anda minta kepada Tuhan sekarang. Boleh di selembar kertas, kalkulator, HP atau di PC/Laptop Anda. Tuliskan sekarang, saya beri Anda waktu 1 menit untuk menuliskannya...



Ciri orang Yakin

Saya percaya Anda adalah orang baik yang mau mendapatkan pemahaman langsung lewat pengalaman Anda. Dan Tony ternyata menekan Angka ”999999999999” 12 digit angka sembilan, sehingga memenuhi seluruh layar di kalkulatornya. Kemudian Pak Mario Teguh menjelaskan. ”Ini namanya IMAN. Seseorang yang berani menulis seperti ini untuk permintaan nominal uang yang dia harapkan kepada Tuhan, Adalah ciri orang-orang yang YAKIN, bahwa semuanya mungkin bagi Tuhan untuk mewujudkannya. Ia tidak ada rasa takut dan khawatir tidak bisa tercapai, karena ia YAKIN tiada yang mustahil bagi Tuhan”.


Sekarang bandingkan dengan angka yang Anda tuliskan tadi. Apakah Anda merasa itu kecil? Apabila di tanyakan, Apakah yang mendasari Anda menulis angka sekecil itu, karena Anda merasa tidak bisa dan mustahil untuk memperolehnya, bila lebih besar dari angka itu? Selamat bagi Anda yang tidak merasa khawatir dan merasa YAKIN, bahwa nominal terbesar menurut Anda, sangatlah mungkin terwujud untuk Anda).


Tugas kita memantaskan kerja dengan doa

Shahabat yang baik. Mari kita naikkan, perbesar dan kuatkan iman kita. Nanti malam, selesai kita shalat. Mari kita berdoa hal-hal yang besar, pantas dan wajar untuk kita raih, peroleh, dapatkan dan kita miliki. Kemudian, setelah kita memintanya, Mari kita fokus untuk kita fikirkan, strategy (tindakan) yang bisa memantaskan kita untuk mendapatkan hal, sesuai dengan doa yang kita panjatkan.

Jadi cara mendownload uang dari langit adalah dengan bekerja/bertindak yang bisa mengantarkan keuntungan dan bermanfaat untuk orang lain (pelanggan kita). Kemudian, kita harus terus membangun, menciptakan, mengupayakan silaturahim, agar kita semakin bertambah akrab dengan saudara-saudara (pelanggan) kita. Karena uang itu diberikan kepada kita, melalui perantaraan hamba-Nya.

[+/-] Selengkapnya...

Kritik Anda adalah Kue Anda

Ditulis oleh: Anne Ahira

untuk Abdul,

"Anda tidak berhak dipuji kalau tidak bisa menerima kritikan" (Halle Berry, 2005)

Itulah kalimat dahsyat yang disampaikan Halle Berry, artis peraih Oscar melalui film James Bond 'Die Another Day' di tahun 2004 ketika mendapat piala Razzie Award.

Razzie Award adalah penghargaan yang diberikan kepada mereka yang dinilai aktingnya buruk. Label pemain terburuk ini didapatkan Halle setelah memainkan perannya di film 'Cat Woman'.

Ia adalah orang yang pertama kali langsung datang ke tempat pemberian penghargaan tersebut.

Tidak ada Aktor dan Artis lain sebelumnya yang sanggup datang dan hanya menyampaikan pesannya melalui video.

Sambutannya sungguh menarik : "Saya menerima penghargaan ini dengan tulus. Saya menganggap ini sebagai kritik bagi saya untuk tampil lebih baik di film-film saya berikutnya. Saya masih
ingat pesan ibu saya bahwa... 'Kamu tidak berhak dipuji kalau kamu tidak bisa menerima ritikan'."

Tepukan tangan sambil berdiri sebagai bentuk ketakjuban dari para hadirin sangat memeriahkan malam itu. Ya,sangat sedikit orang yang sanggup menerima kritikan seperti Halle.

Nah, sekarang, apa arti kritik bagi Abdul? Apakah itu musibah buruk? Seperti bencana yang tidak terduga,atau... simbol kehancuran diri? Adakah yang bisa menganggap kritik layaknya ia menerima pujian?

Kritik memiliki banyak bentuk...

Kritik bisa berupa nasehat, obrolan, sindiran, guyonan, hingga cacian pedas. Wajar saja jika setiap orang tidak suka akan kritik.Bagaimanapun, akan lebih menyenangkan jika kita berlaku dan tampil sempurna,memuaskan semua orang dan mendapatkan pujian.

Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa kita bisa aman dari kritik? Tokh kita hanyalah manusia dengan segala keterbatasannya. Dan nyatanya, di dunia ini lebih banyak orang yang suka mengkritik, daripada dikritik. :-)

Kalau Abdul suka sepak bola, pasti sering mengamati para komentator dalam mengeluarkan pernyataan pedasnya.Padahal belum tentu kepandaian mereka dalam mengkritik orang lain sebanding
dengan kemampuannya jika disuruh memainkan bola sendiri di lapangan. ;-)

Belum lagi para pakar dan pengamat politik, ekonomi, maupun sosial. Mereka ramai-ramai berkomentar kepada publik, seolah pernyataan merekalah yang paling benar. :-)

Namun bukan itu permasalahannya!

Pertanyaannya sekarang adalah...
seandainya Abdul mendapatkan kritikan,yang sakitnya melebihi tamparan, apa yang harus Abdul lakukan?

Jawabannya adalah...

=> Nikmatilah setiap kritikan layaknya kue kegemaran kita!

Mungkinkah? Mengapa tidak! :-)

Kita mempunyai wewenang penuh untuk mengontrol perasaan kita.Berikut tips untuk Abdul saat menghadapi kritik:

1. Ubah Paradigma Abdul Terhadap Kritik

Abdul, tidak sedikit orang yang jatuh hanya gara-gara kritik, meski tidak semua kritik itu benar dan perlu ditanggapi. Padahal, kritik menunjukkan adanya yang *masih peduli* kepada kita.

Coba perhatikan perusahaan-perusahaan besar yang harus mengirimkan berbagai survey untuk mengetahui kelemahannya.

Bayangkan jika Abdul harus melakukan hal yang sama, mengeluarkan banyak uang hanya untuk mengetahui kekurangan Abdul!

Kritik merupakan kesempatan untuk koreksi diri. Tentu saja akan menyenangkan jika mengetahui secara langsung kekurangan kita, daripada sekedar menerima dampaknya, seperti dikucilkan misalnya.

2. Cari tahu sudut pandang si pengkritik

Tidak ada salahnya mencari tahu detil kritik yang disampaikan. Abdul bisa belajar dari mereka dan melakukan koreksi terhadap diri Abdul. Bisa jadi kritik yang disampaikan benar adanya.

Jika perlu, justru carilah orang yang mau memberikan kritik sekaligus saran kepada Abdul. Tokh Abdul tidak akan menjadi rendah dengan hal itu. Justru sebaliknya, pendapat orang bisa jadi membuka persepsi, wawasan, maupun paradigma baru yang mendukung goal Abdul.

3. Kritik tidak perlu dibalas dengan kritik!

Tanggapi kritik dengan bijak. Abdul tidak perlu merasa marah atau memasukkannya ke dalam hati. Toh menyampaikan pendapat adalah hak semua orang.

Nikmatilah apapun yang mereka sampaikan. Tidak ada ruginya untuk ringan dalam mema'afkan seseorang. Anggaplah semua itu untuk perbaikan yang menguntungkan Abdul kelak.

Jangan pernah Abdul balas kritik dengan kritik. Karena hal ini hanya akan membuat perdebatan, menguras tenaga & pikiran. Tidak ada gunanya...

4. Terimalah kritikan dengan senyuman. ^_^

Ini semua bisa melatih mental kita agar bisa *tegar* menghadapi ujian yang lebih hebat di kemudian hari. Singkatnya, kita memang hanya layak dipuji jika sudah berani menerima kritikan. Meski tidak mudah, asah terus keberanian Abdul untuk menikmati kritik layaknya menikmati kue Abdul.

Ingat, pujian dan apresiasi hanya akan datang apabila kita sudah melakukan sesuatu yang berharga.

So, jangan pernah bosan untuk memburu kritik, dan tanggapilah setiap kritik dengan lapang dada

[+/-] Selengkapnya...