Senin, 12 September 2011

Pendidikan yang berkarakter

Pendidikan karakter merupakan hal yang baru sekarang ini meskipun bukan sesuatu yang baru. Penanaman nilai-nilai sebagai sebuah karakteristik seseorang sudah berlangsung sejak dahulu kala. Akan tetapi, seiring dengan perubahan jaman, agaknya menuntut adanya penanaman kembali nilai-nilai tersebut ke dalam sebuah wadah kegiatan pendidikan di setiap pengajaran. Penanaman nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dengan maksud agar dapat tercapai sebuah karakter yang selama ini semakin memudar. Setiap mata palajaran mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan untuk adanya keutamaan fokus dari tiap mapel yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

Distribusi penanaman nilai-nilai utama dalam tiap mata pelajaran dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pendidikan Agama: Nilai utama yang ditanamkan antara lain: religius, jujur, santun, disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan, sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, dan adil.
2. Pendidikan Kewargaan Negara: Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, mengahrgai keragaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain.
3. Bahasa Indonesia: Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis.
4. Ilmu Pengetahuan Sosial: Nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras.
5. Ilmu Pengetahuan Alam: Ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli lingkungan, cinta ilmu
6. Bahasa Inggris: Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerja sama, patuh pada aturan sosial
7. Seni Budaya: Menghargai keberagaman, nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin, jujur, disiplin, demokratis
8. Penjasorkes: Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri, mengahrgai karya dan prestasi orang lain
9. TIK/Ketrampilan: Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain.
10. Muatan Lokal: Menghargai kebersamaan, menghargai karya orang lain, nasional, peduli.
Bagaimana kesemuanya diaplikasikan? Setiap nilai utama tersebut dapat dimasukkan ke dalam pembelajaran mulai dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, sampai dengan konfirmasi.
Bagian pertama adalah Eksplorasi, antara lain dengan cara:
1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama)
2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)
4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
5. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras).

Kedua adalah Elaborasi, nilai-nilai yang dapat ditanamkan antara lain:
1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)
2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)
3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)
5. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)
6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
8. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
9. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
Dan bagian ketiga adalah konfirmasi, nilai-nilainya antara lain:
1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)
2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)
3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperuntuk pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan)
4. Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperuntuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru: • Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun); • membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli); • Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis) • Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu); dan • Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri). Penanaman nilai inilah yang nantinya diharapkan akan menjadikan peserta didik menjadi lebih berkarakter.
Sumber : Bahan sosialisasi Kurikulum Berkarakter

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 19 Juni 2011

Prinsip Dasar Accelerated Learning

Pertama:
Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. Belajar tidak hanya menggunakan “otak” (sadar, rasional, “otak kiria” dan verbal), tetapi juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indra dan syarafnya.

Kedua:
Belajar adalah berkreasi, bukan mengonsumsi. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar. Pembelajaran terjadi ketika seorang pembelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada. Belajar secara harfiah adalah menciptakan makna baru, jaringan saraf baru, dan pola interaksi elektrokimia baru di dalam sistem otak/tubuh secara menyeluruh.

Ketiga:
Kerjasama membantu proses belajar. Semua usaha belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Kita biasanya belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan daripada yang kita pelajari dengan cara lain mana pun. Persaingan di antara pembelajar memperlambat pembelajaran. Suatu komunitas belajar selalu lebih baik hasilnya daripada beberapa individu yang belajar sendiri-sendiri.

Keempat:
Pembelajaran berlangsung pada banyak tindakan yang simultan. Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu secara linier melainkan. Melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran yang baik melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah-sadar, mental dan fisik) dan memanfaatkan seluruh saraf reseptor, indera, jalan dalam sistem total otak/tubuh seseorang. Bagaimanapun juga otak bukanlah prosesor berurutan, melainkan prosesor paralel, dan otak akan berkembang pesat jika ia ditantang untuk melakukan banyak hal sekaligus.

Kelima:
Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik). Belajar paling baik adalah belajar dalam konteks. Hal-hal yang dipelajari terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Kita belajar berenang dengan berenang, cara mengelola sesuatu dengan mengelolanya, cara bernyanyi dengan bernyanyi, cara menjual dengan menjual. Pengalaman nyata dan konkret dapat menjadi guru yang lebih baik daripada sesuatu yang hipotetis dan abstrak, asalkan di dalamnya ada peluang untuk terjung langsung secara total, mendapatkan umpan balik, merenung dan menerjungkan diri kembali.

Keenam:
Emosi positif sangat membantu pembelajaran. Perasaan menentukan kualitas dan kuantitas belajar seseorang. Perasaan netif menghalangi belajar. Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan dan bersuasana muram tidak dapat mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santaidan menarik hati.

Ketujuh:
Otak-citra menyerap infmasi secara langsung dan otomatis. Sistem syaraf manusia lebih merupakan prosesor citra daripada prosesor kata. Gambar konkrit jauh lebih mudah ditangkap dan disimpan daripada abstrak verbal. Menterjemahkan abstraksi verbal menjadi berbagai jenis gambar konkrit akan membuat abstraksi verbal itu bisa lebih cepat dipelajari dan lebih mudah diingat.

Sumber : The Accelerated Learning (Dave Meier)

[+/-] Selengkapnya...

Oh Guruku Jagalah Emosimu

Siswa Kian Pintar “Mengadu”
Zaman makin canggih. Teknologi bisa membuat seseorang tersenyum gembira atau sebaliknya menangis sedih. Itu sebabnya, kita harus hati-hati menghadapi kecanggihan teknologi, termasuk para guru. Dengan teknologi, salah-salah guru terekspose ke publik karena ‘sebuah kelalaian’ .

Tugas guru adalah mendidik anak bangsa. Mendidik dengan sabar dan penuh tanggung jawab, namun tak jarang guru menghadapi situasi yang memaksanya emosional. Kesabaran hilang, yang ada kemarahan.
Kemarahan guru berpotensi muncul di dalam kelas atau pada saat pengajaran berlangsung. Biangnya juga tak jarang karena anak didik. Anak didik ‘nakal’ tidak mengerjakan tugas, gaduh, atau berlaku kurang sopan, ‘menggoda’ emosi guru. Bahkan, kritik atau sindiran anak didikpun bukan tak mungkin memicu retaknya emosionalitas seorang pendidik.
Bob Wall dalam bukunya berjudul “Coaching For Emotional Intelligence”, mengingatkan bahwa seseorang harus pintar mengasah emosi. Menurut Bob, langkah awal mengasah emosi dimulai dengan memahami diri sendiri. Apa saja kekuatan dan kelemahan diri sendiri adalah langkah awal dalam mengasah emosi orang lain.
“Dengan memahami diri sendiri, terutama titik-titik kelemahan yang bisa membangkitkan emosi (negatif) kita menjadi lebih siap, jika dikritik anak buah (atau dalam hal ini anak didik). Lalu reaksi apa yang kiranya muncul: malu, marah, atau defensifkah?” kata Bob.
Pemahaman ini juga perlu diikuti dengan memikirkan pengontrolan diri. Maksudnya, kalau kita tahu reaksi-reaksi yang muncul bagaimana kita mengontrol diri ketika emosi (negatif) itu muncul. Artinya, malu atau marah, itu boleh karena bersifat alami, tapi bagaimana menampilkan kemarahan atau rasa malu dengan cara yang benar.
Menurut Dewi Dewo, dalam tulisannya di aksiguru.org., selain karena faktor nakalnya anak didik, emosi guru memuncak juga bisa terjadi karena beban pekerjaan yang menggunung. Banyaknya materi pelajaran yang harus diajarkan membuat para guru seringkali merasa kehabisan waktu untuk menyelesaikan target paket yang harus diajarkan. Tapi, ini bukan alasan untuk menganggap para murid hanya sekelompok massa yang sama rata.
“Setidaknya, pasti ada satu atau dua murid yang memerlukan perhatian khusus. Anda bisa mulai dengan memperhatikan mereka yang sering menimbulkan keonaran, yang nilainya jelek, yang suka bolos. Bisa jadi, apa yang diperbuat berpangkal pada ketidak mampuan mereka mengungkapkan diri secara tepat.” Ungkap Dewi.

Hindari Kekerasan
Di kelas, emosi sering diidentikkan dengan kekerasan, baik suara (verbal) atau fisik. Ia bisa berbentuk perkataan yang keras, kasar, seronok, atau berbentuk gerak fisik yang tak terkontrol seperti menampar, memukul, menjiwir, menendang, mendorong, dan sejenisnya. Namun emosi pun sebenarnya seperti frekuensi volume suara yang bisa kita naikkan atau turunkan sesuai dengan kemauan mengendalikan omosi diri.
Sebagai seorang pendidik, hal yang sangat vital adalah memanajemen emosi menjadi daya yang positif. Jangan sampai emosi seorang pendidik menjadi bumerang bagi dirinya atau bahkan bagi dunia pendidik secara keseluruhan.
“Guru harus fokus pada tugasnya men-didik. Tapi mendidik itu jangan sampai mem-buat siswa tersiksa, tersakiti atau terani-aya,” ujar Ganjar M.Yusuf, anggota DPRD Ciamis pada media massa, baru-baru ini.
Intinya jelas, guru harus menghindarii perkataan yang bakal menyakitkan anak didik. Melukai perasaannya, atau menghindari perlakuan fisik yang melukai siswa, baik luka hati, termasuk juga luka fisik. Kontrol emosi perlu, jangan sampai maksud baik menjadi petaka karena salah cara. Jangan sampai maksud mendidik jadi salah karena kebablasan emosi.

Kian Gampang Terekspos
Guru yang sopan dan menyenangkan saat mengajar, jumlahnya sangat banyak, namun jarang terdengar ceritanya. Sebaliknya ketika ada satu dua orang guru yang lepas emosi, khilaf memarahi anak didik, sangat gampang terekspos ke publik.
Sekarang anak cenderung lebih banyak punya tempat mengadu. Bila ada masalah di sekolah, selain ke orangtua, juga mereka berani mengadu ke lembaga berwajib atau lembaga kepolisian, atau Komnas Perlindungan Anak, wakil rakyat dan lainnya.
Selain itu, saat ini para siswa sangat dekat dengan teknologi komunikasi dan informasi. Internet dan media massa, menjadi dua hal yang paling mudah digunakan atau ‘dikoneksi “ anak sekolah. Ketika ada hal yang tidak menyenangkan, menyakiti dirinya, merasa diperlakukan tidak adil, anak zaman sekarang lebih pintar ke mana ‘peristiwa atau kejadian itu’ harus dikirimkan. Terlebih mereka pun didukung alat canggih di tangannya, seperti handphone dengan berbagai fitur keren, atau laptop/neetbook, maka akses koneksi ke media menjadi hal yang enteng dilakukan.
Kita tak ingin, kepintaran anak didik kita menggunakan kecanggihan teknologi komunikasi, kian terlihat menonjol ketika ia berhasil ‘sending’ (mengirimkan) file rekaman saat guru berbuat khilap di depan mereka. Jangan sampai, “karena nila setitik, rusak susu sebelanga.” Hanya karena lemah mengontrol emosi, nama baik diri dan lembaga jadi tercoreng.

(Sumber : tabloid ganesha)

[+/-] Selengkapnya...

Senin, 23 Mei 2011

Pilar-Pilar Kesuksesan Guru

Dalam mutiara hikmah dikatakan, ”Aththoriqotu ahammu minal maddah, wal ustadz ahammu minaththoriqoh, wa ruhul ustadz ahammu min kulli syaiin.” (Metode lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metode, dan ruh (semangat) guru lebih penting dari semua itu). Sebab, dengan ruh tersebut guru mampu menghidupkan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan sentuhan kasih, sayang, dan cintanya pada anak didik.

Guru sebagai pendidik merupakan gerbang awal dalam pembentukan kepribadian siswa, bagi terwujudnya manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia. Di tangan Guru terletak masa depan bangsa. Guru adalah arsitek peradaban.Maju mundurnya sebuah bangsa ke depan berada di genggaman guru.

Berkaitan dengan peran membentuk kepribadian itu, Mahmud Samir al-Munir dalam kitabnya, Al-Mu’allimur Rabbani, menyebutkan tujuh pilar kesuksesan seorang guru.

Pertama, semangat yang terkontrol. Seorang guru mesti menjadi orang yang ulet, telaten, peduli, dan memiliki tekad yang memadai.
Sebab, peserta didik memerlukan hal baru, tambahan informasi, perhatian, dan didikan yang baik darinya.

Kedua, ilmu yang terus berkembang. Ia mempunyai dua kelebihan, yakni kelebihan horizontal (pengetahuan luas) dan vertikal (menguasai bidangnya secara mendalam). Guru yang enggan membaca lambat laun akan kekeringan wawasan seiring permasalahan yang muncul. Hendaknya mempunyai perpustakaan sendiri walaupun sederhana.

Ketiga, perencanaan yang rapi. Perencanaan pendidikan yang matang, tertulis dan tersusun rapi, serta dalam jangka waktu tertentu, terukur, dan realistis agar tujuan pendidikan bisa tercapai. Istilahnya, ‘TUKER-KERIS’ (TUlis apa yang anda KERjakan, dan KERjakan apa yang anda tulIS).

Keempat, variasi kecerdasan. Guru itu seperti sungai, ia memberi minum kepada orang-orang yang kehausan, mengalir deras ke setiap lembah,mengubah tandusnya akal menjadi pengetahuan yang berbunga di lembah pengetahuan yang beraneka ragam.

Oleh karena itu, guru harus menjadi bapak bagi siswanya dalam ikatan batin,
seolah menjadi syekh dalam pendidikan rohani, menjadi pendidik dalam penyampaian ilmu, menjadi teman dalam penyampaian curhat, dan menjadi pemimpin dalam keteladanan.


Kelima, kepemimpinan yang bijaksana. Tidak cukup seorang guru hanya menyampaikan materi pelajaran tanpa memenuhi tujuan pendidikan sesungguhnya, yakni menanamkan nilai-nilai luhur, mengembangkan potensinya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

Keenam, menjaga celah. Guru adalah arsitek peradaban. Masa depan anak didik adalah amanah di pundak guru. Baiknya generasi muda ke depan tergantung kepada kesungguhan guru dalam mempersiapkan anak didiknya. Oleh karena itu, guru harus mampu menjaga celah di bidang pendidikan. Sebab, jika pendidikan tidak bisa diharapkan, tunggulah akan kehancuran. Syauqi pernah berkata, ”Jika guru berbuat salah sedikit saja, akan lahirlah siswa-siswa yang lebih buruk lagi.”

Ketujuh, tidak mengenal putus asa. Kenyataan terkadang membuat guru sedih dengan fakta dekadensi moral pada generasi muda. Orang yang bertekad lemah, kadang menyatakan bahwa generasi sekarang tidak bisa diharapkan, tak ada harapan akan perbaikan. Tetapi, guru harus yakin, bahwa impian hari ini adalah kenyataan esok hari. Karena itu, guru perlu terus berbuat dan meninggikan bendera kebajikan guna menyiapkan generasi mendatang yang lebih baik.

Bila pilar-pilar di atas mampu diejawantahkan dalam dunia pendidikan maka tidak menutup kemungkinan pembentukan anak didik menjadi manusia seutuhkan (cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual) akan mudah terwujud. Semoga.TG

Imam Nur Suharno S.Pd, M.PdI
Direktur Pendidikan
Yayasan (Pondok Pesantren)Husnul Khotimah
Desa Maniskidul, Jalaksana, Kuningan.

[+/-] Selengkapnya...

Download Dolar dari Langit

Rahmadsyah (Mind-Therapist)

Rekaman pembicaraan Mario Teguh-Seorang pemuda

Pertama, ada seorang pemuda yang berkeinginan untuk membuat web bisnis. Ia berharap dengan web tersebut dapat mendatangkan uang kepadanya. Kemudian Pak Mario menjelaskan kepada pemuda tersebut, ”Web bisnis yang mau Anda buat itu tujuannya untuk mendapat uang dari langitkan? Sekarang mari kembali ke awal. Uang itu datang dari langit, pemberian Tuhan kepada kita, melalui perantaraan manusia yang lain. Jadi, tugas kita yang pertama sekali adalah memikirkan sesuatu yang dapat menguntungkan dan bermanfaat untuk orang lain. Sebenarnya itu yang harus kita fokuskan”.


Rezeki mendatangi kita melalui cara:

Kemudian Pak Mario berkomunikasi kembali kepada pemuda itu, ”Oleh karena itu, apa persisnya yang Anda kerjakan yang bisa membawa keuntungan kepada orang lain?” Pemuda tersebut menjawab ”Mengajar private matematika” ”Nah, bukankah dengan itu yang membuat orang tua dari anak-anak yang Anda ajarkan akan berterima kasih dan senang kepada Anda. Karena jasa Anda, anaknya sudah pintar matematika? Perlu Anda ingat ya, rezeki itu selalu datang dengan 2 cara : Pertama, dari apa yang kita lakukan/kerjakan. Kedua, melalui perantaraan dari orang-orang yang mengenal kita. Logikanya, bila Anda tidak bisa menari, maka Anda tidak mungkin mendapatkan uang lewat menari”, tambah Pak Mario.


Dari penjelasan beliau kepada pemuda tadi, menyadarkan saya tentang cara mendatangkan uang. Selama ini tanpa saya sadari, saya terlalu fokus pada satu bidang untuk mendatangkan uang, yang saya anggap, itulah yang paling cocok dan pas. Walau terkadang dalam bidang tersebut, saya tidak terlalu ahli untuk menghasilkan keuntungan bagi orang lain. Dari gambaran di atas sangatlah jelas, sewajarnya saya berfokus pada hal-hal yang hasil dari aktivitas saya tersebut, dapat memberi keuntungan yang luar biasa buat orang lain.


Ciri aktivitas bermanfaat

Sementara itu, mungkin Anda bertanya, bagaimana saya mengetahui kalau bidang itu dapat memberi keuntungan kepada orang lain? Sangat mudah untuk mengenalinya. Yaitu, kondisi Anda dan saya mendapatkan imbalan kata spontanitas berupa ”Terima kasih untung ada Anda. Saya tidak tau bagaimana jadinya kalau Anda tidak datang, dsb”. Ini hanya cuilan cirinya saja.



Sementara sesi yang kedua, yang berkesan bagi saya, sesi wawancara Pak Mario dengan Tony. Di antara diskusi yang sangat-sangat membekas sebagai pelajaran bagi saya, tatkala Pak Mario Teguh meminta Tony untuk menuliskan, berapa nominal uang yang akan Tony minta kepada Tuhan. Kemudian Pak Mario Teguh menyarankan Tony untuk menuliskannya di kalkulator. Kalkulator yang biasa dipakai para penjual sayur di pasar. Anda tau berapa angka yang dituliskan oleh Tony?


Agar Anda segera memahami penjelasan yang akan saya sharingkan sebentar lagi. Sebelumnya, bagaimana kalau Anda juga ikut menuliskan angka yang akan Anda minta kepada Tuhan sekarang. Boleh di selembar kertas, kalkulator, HP atau di PC/Laptop Anda. Tuliskan sekarang, saya beri Anda waktu 1 menit untuk menuliskannya...



Ciri orang Yakin

Saya percaya Anda adalah orang baik yang mau mendapatkan pemahaman langsung lewat pengalaman Anda. Dan Tony ternyata menekan Angka ”999999999999” 12 digit angka sembilan, sehingga memenuhi seluruh layar di kalkulatornya. Kemudian Pak Mario Teguh menjelaskan. ”Ini namanya IMAN. Seseorang yang berani menulis seperti ini untuk permintaan nominal uang yang dia harapkan kepada Tuhan, Adalah ciri orang-orang yang YAKIN, bahwa semuanya mungkin bagi Tuhan untuk mewujudkannya. Ia tidak ada rasa takut dan khawatir tidak bisa tercapai, karena ia YAKIN tiada yang mustahil bagi Tuhan”.


Sekarang bandingkan dengan angka yang Anda tuliskan tadi. Apakah Anda merasa itu kecil? Apabila di tanyakan, Apakah yang mendasari Anda menulis angka sekecil itu, karena Anda merasa tidak bisa dan mustahil untuk memperolehnya, bila lebih besar dari angka itu? Selamat bagi Anda yang tidak merasa khawatir dan merasa YAKIN, bahwa nominal terbesar menurut Anda, sangatlah mungkin terwujud untuk Anda).


Tugas kita memantaskan kerja dengan doa

Shahabat yang baik. Mari kita naikkan, perbesar dan kuatkan iman kita. Nanti malam, selesai kita shalat. Mari kita berdoa hal-hal yang besar, pantas dan wajar untuk kita raih, peroleh, dapatkan dan kita miliki. Kemudian, setelah kita memintanya, Mari kita fokus untuk kita fikirkan, strategy (tindakan) yang bisa memantaskan kita untuk mendapatkan hal, sesuai dengan doa yang kita panjatkan.

Jadi cara mendownload uang dari langit adalah dengan bekerja/bertindak yang bisa mengantarkan keuntungan dan bermanfaat untuk orang lain (pelanggan kita). Kemudian, kita harus terus membangun, menciptakan, mengupayakan silaturahim, agar kita semakin bertambah akrab dengan saudara-saudara (pelanggan) kita. Karena uang itu diberikan kepada kita, melalui perantaraan hamba-Nya.

[+/-] Selengkapnya...

Kritik Anda adalah Kue Anda

Ditulis oleh: Anne Ahira

untuk Abdul,

"Anda tidak berhak dipuji kalau tidak bisa menerima kritikan" (Halle Berry, 2005)

Itulah kalimat dahsyat yang disampaikan Halle Berry, artis peraih Oscar melalui film James Bond 'Die Another Day' di tahun 2004 ketika mendapat piala Razzie Award.

Razzie Award adalah penghargaan yang diberikan kepada mereka yang dinilai aktingnya buruk. Label pemain terburuk ini didapatkan Halle setelah memainkan perannya di film 'Cat Woman'.

Ia adalah orang yang pertama kali langsung datang ke tempat pemberian penghargaan tersebut.

Tidak ada Aktor dan Artis lain sebelumnya yang sanggup datang dan hanya menyampaikan pesannya melalui video.

Sambutannya sungguh menarik : "Saya menerima penghargaan ini dengan tulus. Saya menganggap ini sebagai kritik bagi saya untuk tampil lebih baik di film-film saya berikutnya. Saya masih
ingat pesan ibu saya bahwa... 'Kamu tidak berhak dipuji kalau kamu tidak bisa menerima ritikan'."

Tepukan tangan sambil berdiri sebagai bentuk ketakjuban dari para hadirin sangat memeriahkan malam itu. Ya,sangat sedikit orang yang sanggup menerima kritikan seperti Halle.

Nah, sekarang, apa arti kritik bagi Abdul? Apakah itu musibah buruk? Seperti bencana yang tidak terduga,atau... simbol kehancuran diri? Adakah yang bisa menganggap kritik layaknya ia menerima pujian?

Kritik memiliki banyak bentuk...

Kritik bisa berupa nasehat, obrolan, sindiran, guyonan, hingga cacian pedas. Wajar saja jika setiap orang tidak suka akan kritik.Bagaimanapun, akan lebih menyenangkan jika kita berlaku dan tampil sempurna,memuaskan semua orang dan mendapatkan pujian.

Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa kita bisa aman dari kritik? Tokh kita hanyalah manusia dengan segala keterbatasannya. Dan nyatanya, di dunia ini lebih banyak orang yang suka mengkritik, daripada dikritik. :-)

Kalau Abdul suka sepak bola, pasti sering mengamati para komentator dalam mengeluarkan pernyataan pedasnya.Padahal belum tentu kepandaian mereka dalam mengkritik orang lain sebanding
dengan kemampuannya jika disuruh memainkan bola sendiri di lapangan. ;-)

Belum lagi para pakar dan pengamat politik, ekonomi, maupun sosial. Mereka ramai-ramai berkomentar kepada publik, seolah pernyataan merekalah yang paling benar. :-)

Namun bukan itu permasalahannya!

Pertanyaannya sekarang adalah...
seandainya Abdul mendapatkan kritikan,yang sakitnya melebihi tamparan, apa yang harus Abdul lakukan?

Jawabannya adalah...

=> Nikmatilah setiap kritikan layaknya kue kegemaran kita!

Mungkinkah? Mengapa tidak! :-)

Kita mempunyai wewenang penuh untuk mengontrol perasaan kita.Berikut tips untuk Abdul saat menghadapi kritik:

1. Ubah Paradigma Abdul Terhadap Kritik

Abdul, tidak sedikit orang yang jatuh hanya gara-gara kritik, meski tidak semua kritik itu benar dan perlu ditanggapi. Padahal, kritik menunjukkan adanya yang *masih peduli* kepada kita.

Coba perhatikan perusahaan-perusahaan besar yang harus mengirimkan berbagai survey untuk mengetahui kelemahannya.

Bayangkan jika Abdul harus melakukan hal yang sama, mengeluarkan banyak uang hanya untuk mengetahui kekurangan Abdul!

Kritik merupakan kesempatan untuk koreksi diri. Tentu saja akan menyenangkan jika mengetahui secara langsung kekurangan kita, daripada sekedar menerima dampaknya, seperti dikucilkan misalnya.

2. Cari tahu sudut pandang si pengkritik

Tidak ada salahnya mencari tahu detil kritik yang disampaikan. Abdul bisa belajar dari mereka dan melakukan koreksi terhadap diri Abdul. Bisa jadi kritik yang disampaikan benar adanya.

Jika perlu, justru carilah orang yang mau memberikan kritik sekaligus saran kepada Abdul. Tokh Abdul tidak akan menjadi rendah dengan hal itu. Justru sebaliknya, pendapat orang bisa jadi membuka persepsi, wawasan, maupun paradigma baru yang mendukung goal Abdul.

3. Kritik tidak perlu dibalas dengan kritik!

Tanggapi kritik dengan bijak. Abdul tidak perlu merasa marah atau memasukkannya ke dalam hati. Toh menyampaikan pendapat adalah hak semua orang.

Nikmatilah apapun yang mereka sampaikan. Tidak ada ruginya untuk ringan dalam mema'afkan seseorang. Anggaplah semua itu untuk perbaikan yang menguntungkan Abdul kelak.

Jangan pernah Abdul balas kritik dengan kritik. Karena hal ini hanya akan membuat perdebatan, menguras tenaga & pikiran. Tidak ada gunanya...

4. Terimalah kritikan dengan senyuman. ^_^

Ini semua bisa melatih mental kita agar bisa *tegar* menghadapi ujian yang lebih hebat di kemudian hari. Singkatnya, kita memang hanya layak dipuji jika sudah berani menerima kritikan. Meski tidak mudah, asah terus keberanian Abdul untuk menikmati kritik layaknya menikmati kue Abdul.

Ingat, pujian dan apresiasi hanya akan datang apabila kita sudah melakukan sesuatu yang berharga.

So, jangan pernah bosan untuk memburu kritik, dan tanggapilah setiap kritik dengan lapang dada

[+/-] Selengkapnya...

Kamis, 20 Januari 2011

Kriteria Memilih Gadis Yang Masih Suci

Sumber: www.AnneAhira.com

Pasangan hidup merupakan salah satu hal yang sangat menentukan terbentuknya kehidupan keluarga yang sakinah wa rahmah di dalam sebuah hubungan pasangan suami istri. Hal ini tentunya dibentuk selain dengan ketaqwaan, garis keturunan dan memiliki sedikit harta, kecantikan serta keperawanan seorang gadis sangat dianjurkan serta menentukan dalam memilih pasangan.


Berikut ini beberapa cara untuk memilih gadis yang masih suci, sehingga dapat mampu membina rumah tangga yang baik. Kriteria seorang gadis yang disukai oleh pria terdapat empat macam, yaitu


Pertama, gadis yang memiliki rambut hitam, kemudian hitam alisnya, hitam bulu matanya, serta hitam bola matanya.


Kedua, gadis yang putih badannya, putih giginya, serta putih kedua telapak tangannya.


Ketiga, gadis yang kemerah-merahan bibirnya, kemerah-merahan pipinya, serta kemerah-merahan gusinya. Dan


Kempat, gadis yang sedang kepalanya, dagunya serta semerbak wangi keringatnya.


Agar lebih jelas serta spesifik berikut ini penjelasan singkatnya.


 


Dahi


Seorang gadis yang masih suci, memiliki ciri dahi yang licin. Hal ini dikarenakan karena apabila seorang gadis yang selalu melakukan senggama licinnya tersebut hilang, serta muncul kedutan atau garis-garis yang terkadang nampak kadang tidak ketika sedang berbicara.


Kedutan suci yang telah hilang, tidak begitu ketara dan tidak begitu terihat jelas, kecuali ketika muka menunjukkan reaksi tertentu seperti sedang tertawa dan bicara, sementara kedutan karena dimakan usia senantiasa nampak dan kekal.


Bagi seorang gadis sebaiknya hal ini jangan dihilangkan dengan sembarang minyak, walaupun di zaman sekarang ini banyak bermacam-macam minyak khusus untuk seorang gadis. Namun kedutan karena hilangnya kesucian tidak mudah untuk dihilangkan oleh seorang gadis.


Untuk memudahkan melihat gadis yang masih suci atau tidak. Coba perhatikan dahi gadis yang sudah bersuami dengan yang belum. Perhatikan secara seksama dan akan terlihat perbedaaannya. Gadis yang sudah tidak suci terdapat beberapa kedutan garis-garis timbul dan melekuk di dahi gadis itu. Perhatikan betul-betul sebab garis-garis tersebut tidak begit nampak jelas.


 


Hidung


Seorang gadis yang masih suci atau tubuhnya belum disentuh oleh lelaki, ujung hidungnya memiliki warna kemerah-merahan, apabila disentuh ujung hidungnya nampak berwarna kemerah-merahan. Gadis yang tidak suci ujung hidungnya merah namun berwarna merah pucat, terkadang warna merah tidak nampak, yang nampak hanyalah pucat.


 


Mata


Namun, terkadang kita memandang gadis cantik hanya dibagian luar saja, tapi bagian dalamnya sudah habis, untuk mengetahui seorang gadis itu masih suci atau tidak coba tengoklah matanya. Bila bagian bawah kelopak terlipat sedikit dan terdapat tanda lebam atau tanda memar berarti gadis itu sudah tidak suci lagi, mungkin sudah bersuami.


Tanda lebam yang menunjukkan tidak suci nampak semacam garis-garis berwarna hitam di bawah kelopak mata disamping warna hitam dibawah kelopak mata sedikit terlihat berkeriput. Seorang gadis yang masih suci matanya berseri-seri, tidak terdapat tanda berwarna hitam, lebam maupun garis-garis lainnya.


Ketika gadis itu tertawa di bawah kelopak matanya tidak terdapat apapun, seperti keriput, bergaris dan hal-hal lainnya.


 


Punggung


Pada tubuh seorang gadis punggung mejadi suatu bagian yang cukup penting, punggung seorang gadis dapat berubah melalui 2 proses, pertama punggung gadis menjadi besar karena proses hormon, serta punggung gadis menjadi besar karena lelaki.


Punggung yang terkena sentuhan seorang lelaki akan menjadi lebih besar, hal ini lebih yang sudah berhubungan badan. Punggung gadis yang masih suci walaupun gemuk ia masih kelihatan cantik, sebab masih sangart kental dan tegang serta tidak lesu dan jatuh.


Coba perhatikan pinggang gadis tersebut, apabila pinggangnya masih ramping, lalu ketika berjalan punggungnya tidak goyah artinya ia masih suci. Punggung gadis yang pernah melakukan hubungan badan nampak jatuh dan disaat ia berjalan goyangannya tidak melantun walaupun punggungnya memang berisi dan besar tetapi tidak kental.


Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan saat melakukan hubungan badan lebih kurang 90% hormon yang ada di bagian punggung akan tertumpu kebagian kemaluan, sebab di masa kepuncak (orgasme), punggung gadis menjadi tegang.


Apabila sudah selesai berhubungan badan punggung yang tegang akan mengendur semula dan ini menyebabkan punggung menjadi kendur dan jatuh. Lebih kerap gadis itu melakukan hubungan badan, punggung akan semakin jatuh dan lesu.

[+/-] Selengkapnya...

Kriteria Memilih Gadis Yang Masih Suci

Sumber: www.AnneAhira.com

Pasangan hidup merupakan salah satu hal yang sangat menentukan terbentuknya kehidupan keluarga yang sakinah wa rahmah di dalam sebuah hubungan pasangan suami istri. Hal ini tentunya dibentuk selain dengan ketaqwaan, garis keturunan dan memiliki sedikit harta, kecantikan serta keperawanan seorang gadis sangat dianjurkan serta menentukan dalam memilih pasangan.


Berikut ini beberapa cara untuk memilih gadis yang masih suci, sehingga dapat mampu membina rumah tangga yang baik. Kriteria seorang gadis yang disukai oleh pria terdapat empat macam, yaitu


Pertama, gadis yang memiliki rambut hitam, kemudian hitam alisnya, hitam bulu matanya, serta hitam bola matanya.


Kedua, gadis yang putih badannya, putih giginya, serta putih kedua telapak tangannya.


Ketiga, gadis yang kemerah-merahan bibirnya, kemerah-merahan pipinya, serta kemerah-merahan gusinya. Dan


Kempat, gadis yang sedang kepalanya, dagunya serta semerbak wangi keringatnya.


Agar lebih jelas serta spesifik berikut ini penjelasan singkatnya.


 


Dahi


Seorang gadis yang masih suci, memiliki ciri dahi yang licin. Hal ini dikarenakan karena apabila seorang gadis yang selalu melakukan senggama licinnya tersebut hilang, serta muncul kedutan atau garis-garis yang terkadang nampak kadang tidak ketika sedang berbicara.


Kedutan suci yang telah hilang, tidak begitu ketara dan tidak begitu terihat jelas, kecuali ketika muka menunjukkan reaksi tertentu seperti sedang tertawa dan bicara, sementara kedutan karena dimakan usia senantiasa nampak dan kekal.


Bagi seorang gadis sebaiknya hal ini jangan dihilangkan dengan sembarang minyak, walaupun di zaman sekarang ini banyak bermacam-macam minyak khusus untuk seorang gadis. Namun kedutan karena hilangnya kesucian tidak mudah untuk dihilangkan oleh seorang gadis.


Untuk memudahkan melihat gadis yang masih suci atau tidak. Coba perhatikan dahi gadis yang sudah bersuami dengan yang belum. Perhatikan secara seksama dan akan terlihat perbedaaannya. Gadis yang sudah tidak suci terdapat beberapa kedutan garis-garis timbul dan melekuk di dahi gadis itu. Perhatikan betul-betul sebab garis-garis tersebut tidak begit nampak jelas.


 


Hidung


Seorang gadis yang masih suci atau tubuhnya belum disentuh oleh lelaki, ujung hidungnya memiliki warna kemerah-merahan, apabila disentuh ujung hidungnya nampak berwarna kemerah-merahan. Gadis yang tidak suci ujung hidungnya merah namun berwarna merah pucat, terkadang warna merah tidak nampak, yang nampak hanyalah pucat.


 


Mata


Namun, terkadang kita memandang gadis cantik hanya dibagian luar saja, tapi bagian dalamnya sudah habis, untuk mengetahui seorang gadis itu masih suci atau tidak coba tengoklah matanya. Bila bagian bawah kelopak terlipat sedikit dan terdapat tanda lebam atau tanda memar berarti gadis itu sudah tidak suci lagi, mungkin sudah bersuami.


Tanda lebam yang menunjukkan tidak suci nampak semacam garis-garis berwarna hitam di bawah kelopak mata disamping warna hitam dibawah kelopak mata sedikit terlihat berkeriput. Seorang gadis yang masih suci matanya berseri-seri, tidak terdapat tanda berwarna hitam, lebam maupun garis-garis lainnya.


Ketika gadis itu tertawa di bawah kelopak matanya tidak terdapat apapun, seperti keriput, bergaris dan hal-hal lainnya.


 


Punggung


Pada tubuh seorang gadis punggung mejadi suatu bagian yang cukup penting, punggung seorang gadis dapat berubah melalui 2 proses, pertama punggung gadis menjadi besar karena proses hormon, serta punggung gadis menjadi besar karena lelaki.


Punggung yang terkena sentuhan seorang lelaki akan menjadi lebih besar, hal ini lebih yang sudah berhubungan badan. Punggung gadis yang masih suci walaupun gemuk ia masih kelihatan cantik, sebab masih sangart kental dan tegang serta tidak lesu dan jatuh.


Coba perhatikan pinggang gadis tersebut, apabila pinggangnya masih ramping, lalu ketika berjalan punggungnya tidak goyah artinya ia masih suci. Punggung gadis yang pernah melakukan hubungan badan nampak jatuh dan disaat ia berjalan goyangannya tidak melantun walaupun punggungnya memang berisi dan besar tetapi tidak kental.


Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan saat melakukan hubungan badan lebih kurang 90% hormon yang ada di bagian punggung akan tertumpu kebagian kemaluan, sebab di masa kepuncak (orgasme), punggung gadis menjadi tegang.


Apabila sudah selesai berhubungan badan punggung yang tegang akan mengendur semula dan ini menyebabkan punggung menjadi kendur dan jatuh. Lebih kerap gadis itu melakukan hubungan badan, punggung akan semakin jatuh dan lesu.

[+/-] Selengkapnya...